Senin, 22 April 2019

INOVASI BAN POLIMER MASA DEPAN


[Inovasi Poliisoprena dengan Teknologi Kontrol pada Ban Hankook]

Mempunyai ban yang berkualitas adalah idaman setiap pengendara, terutama pembalap agar bisa melaju lebih cepat dan sesuai dengan track balap serta cuaca yang pancaroba.

Ban adalah material komposit, biasanya dari karet alam / karet poliisoprena yang digunakan untuk ban truk dan ban mobil penumpang seperti pada sabuk tapak, sidewall, carcassply, dan innerliner.

Ban terdiri dari bahan karet atau polimer alam yang sangat kuat diperkuat dengan serat-serat sintetik dan baja yang sangat kuat yang dapat menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik yang sangat kuat, fleksibel, ketahanan pergeseran yang tinggi. Karet alam  ini dapat kita temukan pada tanaman karet yaitu Havea Brasiliensis atau tanaman lainnya yaitu jelutung.

Semakin berkembangnya zaman, inovasi-inovasi untuk menciptakan ban yang berkualitas kini bermunculan. Seperti PT. Hankook Tire yang merupakan sebuah perusahaan multinasional yang menghasilkan berbagai macam produk ban. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1941. Berbasis di Seoul, Korea Selatan. Perusahaan ini umumnya mempekerjakan 14.000 pekerjanya pada tahun 2009.
Teknologi Kontrol adalah filosofi yang melekat pada Hankook dan diterapkan di seluruh proses penelitian, pengembangan, dan produksi secara keseluruhan untuk semua produk Hankook. 'K' dari Kontrol merupakan singkatan untuk 'Kinetik' atau dengan kata lain, 'gerakan' Kontrol didasarkan pada konsep dasar yang mampu memerintah secara penuh interaksi antara mobil, pengemudi, dan jalan.

Semua produk Hankook didasarkan pada konsep Teknologi Kontrol dan bertujuan untuk memberikan konsumen kesenangan berkendara melalui 'kinerja, kenyamanan dan keselamatan selain itu juga lebih ramah lingkungan'. Dari kinerja ekstrem olahraga bermotor, untuk rutinitas sehari-hari berkendara mengantar anak dengan selamat ke sekolah ketika hujan, Teknologi Kontrol selalu ada.

Penulis: @jevi.zalesti

Sabtu, 20 April 2019

PISTOL ARMO POLIMER



PT Pindad (persero) membuat pistol polimer bernama Armo dengan sistem modular. Pistol Armo yang dibuat varian V1, V2, dan V3 tersebut menyasar kalangan militer, kepolisian, dan institusi lainnya yang meminati menggunakan pistol trend dunia berbahan polimer.
Diproduksinya pistol Armo merupakan inovasi untuk memproduksi pistol berbahan polimer. Diketahui, pada kancah industri senjata dunia dimana produksi senjata ringan, kini banyak yang menggunakan bahan polimer untuk keperluan agar lebih terasa ringan namun kuat. 
Ketika dikonfirmasi pengamatan “PR” Online, dimana tampak desain ketiga varian pistol Armo itu cukup mirip produk buatan Tanfoglio Italia, dijawab Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, “Memang, karena bekerja sama dengan Tanfoglio Italia. Tujuannya, agar Pindad dapat memproduksi pistol berbahan polimer,” ujarnya.
Disebutkan Abraham Mose, pistol Armo merupakan produksi terbaru dari Pindad yang baru kini diperkenalkan. Namun Pindad siap memasok sekitar 2.500 pucuk pistol Armo bagi sejumlah institusi atau pihak berwenang di Indonesia yang meminati penggunaan pistol berbahan polimer, dengan alasan bobotnya lebih ringan dibandingkan dari bahan baja.

Menurut dia, dengan diproduksinya pistol polimer Armo, merupakan langkah awal oleh PT Pindad untuk selanjutnya berencana memproduksi senapan serbu dan senapan tempur berbahan polimer. Walau senjata api berbahan polimer sedang ngetrend di dunia, namun masih tetap sebuah pilihan bagi para pengguna, karena ada yang masih lebih menyukai senjata berbahan baja namun ada pula yang menyukai berbahan polimer.

#Polimeritas
#PolimerBerkualitas
#MenjagaCitraPolimerMasaDepan
#IndonesiaMaju

Rabu, 17 April 2019

BIOPLASTIK: Bio(Oxo)degradable vs Compostable


[Mengenal Bioplastik: Bio(Oxo)degradable vs Compostable]

Sejak tumbuhnya kesadaran akan bahaya plastik dan pergerakan gaya hidup ramah lingkungan, semakin banyak permintaan pasar akan produk-produk ramah lingkungan, termasuk salah satunya adalah bioplastik. Tapi, apa sih yang disebut dengan Bioplastik? Apakah Bioplastik benar-benar tidak berbahaya dan 100% ramah lingkungan? 

Sayangnya, tidak semua bioplastik itu ramah lingkungan. Ada banyak istilah dan klaim yang digunakan oleh produsen bioplastik seperti biodegradable, bio-oxodegradable, dan compostable. Istilah dan klaim-klaim ini sering kali membingungkan bagi sebagian besar masyarakat awam dan malah beberapa terkesan menjadi semacam greenwashing.  

Mengenal istilah Bioplastik

Istilah Bioplastik digunakan untuk merujuk pada material penyusun rangkaian polimer yang terbuat dari material yang dapat diperbarui (renewable resources). Tidak seperti plastik konvensional yang terbuat dari minyak bumi, Bioplastik terbuat dari sebagian atau seluruhnya berasal dari serat tanaman, seperti gandum, singkong, jagung, dsb. Saat ini ada berbagai macam jenis Bioplastik yang ada di pasaran. Untuk memahami Bioplastik mana yang ramah lingkungan, kita perlu memahami bahan baku bioplastik dan beberapa istilah atau klaim yang beredar di pasaran.

Bio-based vs Bio-composite

Bio-based plastic merujuk pada material penyusun ppolimer yang terbuat seluruh atau sebagian material dari material organik carbon-based yang menggantikan bahan baku minyak bumi pada plastik konvensional. Presentase bagian yang terbuat dari serat tumbuhan harus memenuhi kriteria batas minimal sehingga bisa disebut Bio-based plastic. Although many people assume that anything “bio-based” is eco-friendly, it is not always the case.

Biocomposite merujuk pada bahan baku yang berasal dari sebagian atau seluruhnya berasal dari kombinasi beberapa serat alam serperti jagung, hemp, gandum, kayu. Sama seperti biobased plastic, sebagian kecil biocomposite dapat terbuat dari minyak bumi. Hal ini membuat plastik biocomposite belum tentu ramah lingkungan.

Jenis plastik bio-based dan biocompositebelum tentu bisa di recycle karena jenis plastik ini membutuhkan infrastruktur daur ulang khusus yang tidak sama dengan sistem daur ulang plastik konvensional. Hal ini membuat jenis plastik bio-based sangat sulit di daur ulang, dan pada akhrinya akan berujung ke TPA.


Bio(OXO)degradable vs Compostable

Biodegradable berarti terurai secara anatural di alam. Pada hakikatnya, semua material yang ada di Bumi ini akan terurai dengan proses natural dengan kondisi yang mendukung misalnya suhu dan kelembaban, bakteri, panas matahari, dengan atau tanpa oksigen. Dengan definisi ini, maka baik plastik konvensional maupun bioplastik, semua akan terurai secara natural. Perbedaan yang besar terdapat pada berapa lama waktu yang diperlukan material tersebut untuk terurai. Klaim Bio-degradable digunakan untuk mendeskripsikan material yang terurai dalam kurun waktu yang singkat, biasanya dalam beberapa minggu atau bulan saja. 

Klaim Biodegradable hanya menunjukkan bahwa material tersebut akan terurai dalam kurun waktu hitungan minggu atau bulan. Namun, klaim Biodegradable tidak menjamin bahwa material yang telah terurai tidak mengandung racun dan 100% aman bagi lingkungan.

Compostable Plastic terbuat 100% dari serat alam. Klaim compostable seharusnya disertai dengan sertifikat dari pihak sertifikasi resmi sebagai pihak ketiga. Definisi compostable plastic merujuk pada kemampuan material plastik ini untuk terurai secara proses biologis menjadi karbon dioksida, air, dan biomasa dalam kurun waktu 2-12 minggu dan tidak meninggalkan residu beracun, melainkan kompos yang merupakan nutrisi untuk tanah. 

Klaim compostable plastic dapat dibagi menjadi industrial comspotable dan home compostable. Saat ini, di Indonesia belum ada fasilitas industrial composting, sehingga sangat dianjurkan untuk memilih compostable plastic yang dapat dikomposkan di rumah. Ciri-ciri plastik yang dapat dikomposkan dirumah adalah jika plastik ini hanyut atau meleleh saat terkena air

Compostable plastic pasti biodegradagble, tapi sebaliknya, biodegradable plastic belum tentucompostable.

Bio(Oxo)Degradable adalah satu klaim lain yang sering kali membuat rancu dengan dua istilah dan klaim sebelumnya. Bio-oxodegradable merupakan jenis plastik yang dalam proses pembuatannya diberikan zat tambahan untuk mempercepat proses pengurangian. Jenis plastik Oxo sangat cepat terurai menjadi potongan-potongan fragmen dan partik kecil yang disebut dengan mikroplastik.

Mikroplastik, seperti plastik pada umumnya akan berada di alam hingga dapat terurai 100% dalam jangka waktu tertentu. Mikroplastik yang terlepas ke lingkungan akan berpotensi mebawa racun, bakteri, dan virus yang ada di lingkungan yang akhrinya dapat mencemari tanah, masuk ke dalam tubuh hewan, mencemari sungai dan laut, dan masuk ke tubuh kita melalui udara dan makanan yang kita konsumsi. 


Jadi, kesimpulannya, plastik mana yang paling ramah lingkungan? Tentu pilihan yang paling ramah lingkungan adalah dengan membawa tas belanja pakai ulangmu sendiri. Tapi, jika terpaksa, pilih plastik jenis compostable dan pastikan bahwa plastik yang kamu pilih tersertifikasi resmi oleh pihak ketiga dan dapat dikomposkan di rumah.

Sumber : sustaination.id

Sosmed Instagram: @mirnaaf_

Keping DVD/VCD/CD Termasuk Plastik Atau Elektronik ?

Kepingan VCD/DVD/CD di tahun 2019, agaknya tidak terlalu populer di masyarakat. Kepingan ini berjaya pada era 90an. Biasanya digunakan ...